Cari Blog Ini

Senin, 23 Maret 2009

Membuat Rumah Sejuk dan Lebih Nyaman
Monday, 23 March 2009
ImageHIJAU, Taruh beberapa tanaman di dalam rumah. Selain sebagai hiasan, tanaman juga dapat membantu menyejukkan ruangan. Warna hijau tanaman bakal memunculkan kesan menenangkan bagi yang melihat.

KONSEPback to nature cocok diterapkan Anda yang menginginkan tempat tinggal sejuk dan alami.Arsitektur bangunan dan material tertentu bisa mewujudkan keinginan Anda itu.

Iklim dunia yang semakin tidak menentu, di samping ancaman pemanasan global, tengah melanda seluruh bagian dunia saat ini. Bagaimana cara kita menyikapinya dan turut berperan aktif dalam mengurangi kerusakan di muka bumi ini?

Di antaranya dengan lebih bijaksana dalam penggunaan sumber daya alam dan tidak menggunakan energi secara berlebihan. Prinsip utama yang akan diterapkan di sini adalah menjaga agar panas tetap berada di luar ruang dengan menggunakan metode nonmekanis yang mampu mengurangi aliran panas, meningkatkan sirkulasi, dan pertukaran udara, serta meminimalkan radiasi panas yang diserap bangunan.

Dengan melakukan hal tersebut, maka diharapkan tingkat radiasi panas dalam bangunan akan berkurang dan terjadi aliran udara yang baik sehingga dapat tercipta kesejukan di seluruh ruangan. Berikut saya berikan beberapa gambaran bagaimana membuat rumah menjadi lebih nyaman dan sejuk untuk dihuni.

1. Pemilihan bentuk atap rumah dan peninggian dinding.

Salah satu alasan rumah bentuk tradisional nyaman dan sejuk ditempati karena memiliki bentuk atap yang miring serta cukup tinggi sehingga dapat membentuk bantalan udara di dalamnya. Hal ini bisa mengurangi panas yang datang dari atas/ atap dan ditahan di dalam langit- langit rumah atau plafon.

Sistem ini telah diterapkan pula pada rumah-rumah Belanda yang dibangun di era kolonial. Jika sistem penghawaan udara di rumah Anda direncanakan tanpa menggunakan penghawaan buatan (AC), peninggian dan kemiringan atap adalah solusi yang tepat untuk mengurangi (mengeliminasi) panas di dalam rumah Anda. Untuk memilih bahan atap yang cocok dipakai di iklim tropis ini,ada beberapa bahan yang bisa digunakan, seperti sirap, genteng beton, atau genteng tanah liat tradisional.

2. Penambahan teras-beranda, kanopi, dan ruang terbuka.

Hasil dari penambahan teras dan beranda adalah untuk mengurangi sinar matahari yang datang dari arah sisi-sisi rumah, yaitu bagian samping kiri, kanan, depan, dan belakang rumah yang masuk melalui pintu-pintu serta jendela. Penambahan teras dan kanopi-pet di atas jendela- pintu akan dapat menahan sinar matahari masuk ke dalam rumah secara langsung. Dengan begitu, suhu udara di dalam rumah tetap bisa terjaga. Langkah selanjutnya membuat sejumlah bukaan lebar untuk memperlancar lalu lintas udara dan cahaya.

3. Membuat bukaan pintu dan jendela yang cukup.

Untuk mengetahui luas ideal bukaan yang masuk ke dalam rumah, maka kita dapat menggunakan standar perbandingan yang biasa dipakai di Indonesia. Perbandingan ideal luas jendela dan luas lantai adalah 1:5, yakni luas bukaan adalah 20% terhadap luas lantai yang membutuhkannya. Jadi, jika luas kamar tidur Anda adalah 20 meter persegi (ukuran ruangan 4 m x 5 m), maka kebutuhan jendelanya adalah 20% x 20 meter persegi = 4 meter persegi.

4. Pemilihan warna yang mendukung.

Warna alami sering kali memberikan suasana sejuk. Penerapanwarna-warnaalami ini diharapkan dapat membuat penghuni menjadi lebih betah dan memiliki perasaan nyaman.Warna-warna yang dapat dipilih,misalnya warna dengan nuansa cokelat (tanah) atau nuansa hijau (tumbuhan). Permainan warnawarna alami tampaknya bakal menjadikan saat istirahat Anda di rumah lebih nyaman dan tenang. Lagi pula,warna alami cenderung mudah dikombinasikan dengan warna lain.

5. Penggunaan material bangunan yang tepat.

Bahan atau material bangunan yang digunakan merupakan elemen terpenting untuk menguraikan maupun menahan suhu panas di luar ruangan. Pada dasarnya, pemakaian material alami membuat ruang bisa bernapas. Jadi pilihlah bahan bangunan yang bisa menyerap panas secara lebih maksimal. Kemampuan menahan panas seperti ini dapat Anda temukan pada material alam. Kita bisa menggunakan batu bata untuk dinding,genteng tanah untuk atap, batu candi dan batu paras untuk pelapis dinding, marmer ataupun teraso untuk lantai,dan lain-lain.

6. Penggunaan tanaman dan vegetasi di sekitar hunian.

Jika Anda masih memiliki lahan kosong di depan atau sekitar rumah, sebaiknya ditanami dengan pepohonan. Pohon yang tinggi bakal menciptakan keteduhan alami, juga memberi keteduhan dari garangnya sinar matahari. Jika tidak memilikinya, maka kita masih dapat menggunakan cara yang lain. Gunakan tanaman dalam pot yang digantung di sekitar rumah. Taruh beberapa tanaman dalam jambangan di dalam rumah.

Selain sebagai hiasan, tanaman itu juga membantu menyejukkan ruangan. Pemakaian tanaman rambat atau merayap adalah pilihan terbaik untuk memberikan keteduhan yang lebih alami.

7. Penggunaanelemenkolam.

Pembuatan kolam yang dilengkapi gemericik air akan menambah kesejukan dan kelembapan udara yang ada di sekitar hunian. Keberadaan elemen air bakal menciptakan kelembapan udara dan mengurangi panas. Di samping itu, suara yang tercipta dari gemericik air juga mampu memunculkan suasana yang alami dan menenangkan. Demikian hal yang dapat dilakukan untuk meredam dan menetralisir panas serta mengurangipenggunaanenergi yang berlebihan. Semoga bermanfaat.(*)

Kiat Sukses Berinteraksi Dengan Al-Qur’an (9); Berinteraksi dan Mentadabburkan Al-Qur’an Secara Aplikatif

22/3/2009 | 26 Rabbi al-Awwal 1430 H | 62 views
Oleh: Abu Ahmad
Kirim Print

al-quran-dan-tangan1

Memahami Karakteristik Setiap Surat Dalam Al-Quran

Al-Quran merupakan kitab suci yang sangat universal yang mengandung banyak pelajaran dan hikmah serta pelajaran, sekiranya bukan dari sisi Allah maka akan mengalami perselisihan yang besar. Al-Qur’an memiliki susunan kalimat, ungkapan dan kata-kata yang sangat indah, saling memiliki keterkaitan yang erat pada tema dan ma’aninya, hubungan dan keserasian serta kesatuan pada setiap surat, setiap pelajaran, setiap maqho’ –potongan ayat-, setiap ayat dan kalimatnya. Ibaratnya Al-Quran seperti bangunan yang kokoh, rapi, saling bersambung dan mangagumkan. Pada hakikatnya Al-Quran seperti –menurut pendekatan dan penjelasannya- bangunan yang menakjubkan, terlihat susunan dan kesatuan yang begitu rapi di dalamnya, seperti halnya dapat terlihat pada tiap tingkatan dari tingkatan-tingkatan yang lainnya, pada tiap ruangan dari ruangan-ruangan lainnya, pada tiap kamar dari kamar-kamar lainnya, pada tiap dinding dari dinding-dinding kamarnya, dan pada tiap sisi dari sisi-sisi dindingnya.

Begitulah Al-Quran secara umum, pada setiap surat, pada setiap pelajaran, pada setiap potongan ayatnya, kemudian pada setiap ayat dari potongan ayat, dan pada setiap kata yang termaktub dalam kalimat-kalimatnya.

Bagi pembaca Al-Quran yang jeli dituntut untuk selalu menelaah tentang kesatuan tematik Al-Quran dan surat darinya, memperhatikan susunan, hubungan dan saling keterkaitan antara pelajaran dan potongan-potongannya, berinteraksi dengan surat bahwa ia merupakan kesatuan tema yang sempurna dan indah, dan memahmi bahwa surat-surat yang termaktub dalam Al-Quran memiliki karakteristik yang istimewa dan unik, karakteristik yang mengikat tema-tema pokok dengan tema-tema, pelajaran-pelajaran dan potongan-potongannya dengan benang secara detail, kuat yang hanya mampu dilihat oleh para mutadabbir- pemerhati yang jeli.

Sayyid Qutb berkata : “Karena itu dapat dilihat bagi siapa yang hidup di bawah naungan Al-Quran bahwa setiap surat dari surat-surat yang terdapat dalam Al-Quran memiliki karakteristik yang istimewa ! keistimewaan yang memiliki ruh yang hidup bersamanya hati sebagaimana jika ia hidup bersama ruh yang hidup memiliki tanda, cirri dan nafas yang istimewa pula ! memiliki tema pokok atau beberapa tema pokok yang menjurus pada pembahasan khusus ! memiliki suasana khusus yang menaungi seluruh tema-temanya, menjadikan susunannya mencakup tema-tema ini dari sisi-sisi tertentu, mewujudkan keterkaitan antara keduanya sesuai dengan suasana ini. Memiliki alunan musik yang khusus –jika pada susunannya berubah maka sesungguhnya perubahan itu hanya pada hubungan tema khusus saja.. dan ini merupakan karakteristik umum pada seluruh surat-surat Al-Quran…”. [1]

Beliau berkata pada pendahuluan tafsir surat Al-A’raf : “Sesungguhnya setiap surat dari surat-surat Al-Quran memiliki karakteristik dan keistimewaan tersendiri, memiliki cirri khusus, manhaj yang khusus, uslub tertentu, sisi khusus dalam memberikan solusi pada satu thema, dan qodhiah yang besar sekalipun…yang mana secara keseluruhan dapat menyatukan akan tema dan tujuan kemudian memberikan ciri tersendiri, jalan yang istimewa dan sisi yang khusus dalam memberikan solusi satu tempat dan merealisasikan misi ini…

Keadaan dalam surat-surat Al-Quran –dari sisi ini- seperti keadaan pada manusia yang Allah ciptakan dengan istimewa…semua manusia memiliki cirri kemanusiaan yang khusus, semuanya memiliki bentuk tubuh dan tugas kemanuisaan…namun mereka memiliki banyak keragaman…memiliki kemiripan cirri, dan didalamnya ada sifat kecemburuan yang tidak bisa bersatu kecuali karakteristik kemanusiaan secara umum.

Begitulah yang dapat saya gambarkan pada surat-surat Al-Quran, yang dapat saya rasakan dan berinteraksi dengannya. Setelah lama menyertainya, menyatu dan berinteraksi bersama setiap surat darinya sesuai dengan cirinya, tujuannya, sifat dan karakteristiknya !”

Pembaca Al-Quran hendaknya berjalan bersama Al-Quran seperti yang dilakukan Sayyid Qutb, berinteraksi dengannya seperti yang dilakukan oleh Sayyid Qutb, mengambil setiap surat darinya sebagai teman, kekasih, sahabat dan kesayangan seperti yang dilakukan oleh Sayyid Qutb….dari situ akan didapati karakteristik khusus terhadap surat-surat dalam Al-Quran, yang memiliki ikatan yang kuat antara ayat-ayatnya dan tema-temanya, dan mendapatkan benang yang tipis namun kuat di dalamnya, mendapatkan bekal yang banyak dari nilai-nilainya dna hakekat-hakekatnya.

____________________________________________________

Bahan rujukan:

[1]. FI Ad-Dzilal Al-Qur’an, 1 : 28

[2]. Fi Ad-Dzilal Al-Qur’an, 3 : 1243

SAINS DAN TEKNOLOGI

Meramal” Masa Depan dengan Matematika

MATEMATIKA? Bidang studi yang satu ini hingga kini masih dianggap hantu yang menakutkan bagi anak-anak, bahkan
orang dewasa sekalipun, kendati tanpa alasan yang jelas. Kondisi ini diperparah dengan sosok guru yang tidak
bersahabat dengan mereka. Maka tidaklah berlebihan manakala ujian tiba hasilnya kurang memuaskan jika kita tidak mau
mengatakan gagal total.

Di lain pihak, matematika dianggap bidang studi yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup. Matematika adalah
dasar segala dasar untuk memudahkan belajar bidang studi lain. Memang demikian keadaannya, seseorang yang telah
menguasai matematika akan mudah mempelajari hal lainnya. Akan tetapi selalu saja anak atau peserta didik merasa
tidak nyaman.

Melihat gelagat demikian tentunya kita tidak boleh diam, solusi apa yang dapat memberikan angin kesegaran bagi peserta
didik. Paling tidak membuat anak-anak kita tetap berkutat dengan bidang studi yang satu ini. Toh dari dulu hingga
sekarang belajar adalah "mainan" yang menyenangkan bagi anak-anak. Belajar adalah gula-gula yang setiap saat
didambakan. Belajar adalah pengalaman yang menakjubkan bagi semua orang.

Anak akan terus beranggapan demikian, kecuali jika orang dewasa berhasil meyakinkan bahwa belajar adalah racun bagi
kehidupan. Tentu ini tidak diinginkan bukan? Yang jelas kondisi ini akan tetap menyenangkan mana kala peserta didik
terlibat di dalamnya. Toh belajar bukanlah satu arah, di mana anak harus dicekoki dengan berbagai macam teori atau
rumusan. Tetapi belajar adalah permainan yang menggairahkan, belajar adalah saripati kehidupan di mana dan kapan
pun berada.

Kita sebagai orang tua tentunya akan sependapat seperti itu. Yang jelas formula apa yang dapat membangkitkan anak-
anak kita mampu keranjingan dengan matematika. Toh berbagai macam metode maupun jurus sudah dikerahkan, tetapi
tetap saja peserta didik menganggap pelajaran ini penghambat kemajuan.

Meramal masa depan

Belakangan ini penulis sering diminta memberikan formula "jitu" bagaimana caranya menumbuhkembangkan anak-anak
agar mencintai matematika. Tentu permintaan ini tidak berlebihan setelah mereka, khususnya orangtua peserta didik
merasakan anaknya tidak lagi mengeluh ataupun takut. Malahan mereka hampir setiap melakukan kegiatan dihubung-
hubungkan dengan matematika. Salah satunya tatkala penulis memberikan permainan yang mampu membuat mereka
berkutat dan tersenyum gembira dengan pelajaran ini.

Yang lebih mengesan lagi laporan dari orang tua, bahwa anak-anak mereka hampir setiap orang yang ada di rumah
ataupun yang dikenal dengan pasti akan diramal dengan matematika. Pendek kata, mereka tidak lagi alergi dengan
pelajaran yang satu ini.

Ada pun yang penulis sodorkan kepada peserta didik ketika itu dengan memberikan permainan yang diberi judul "Meramal
masa depan". Memang bisa kita meramal dengan matematika? Pertanyaan ini sering dilontarkan oleh anak-anak ketika
penulis mengawali pelajaran ini. Dengan senyum penulis katakan, kenapa tidak? Tidak percaya, mari kita buktikan apa
ramalan yang dimaksud.

Pertama-tama kita membuat tabel seperti di bawah ini:
Setelah membut tabel tersebut barulah kita meramal. Caranya? Misalnya begini, nama penulis Drajat. Kemudian, huruf-
hurufnya kita beri nilai sesuai dengan tabel. D=4, R=18, A=1, J=10, A=1, T=20. Selanjutnya, angka itu dijumlahkan secara
berurut, 4+18+1+10+1+20= 54. Angka hasil adalah 54 merupakan kunci ramalannya. Kemudian, kita lihat angka 54 ini
berada di posisi profesi mana. Ternyata angka 54 menduduki posisi sebagai penulis.
Contoh ramalan lainnya misalkan Nabila Az-Zahra. N=14, A=1, B=2, I=9, L=12, A=1, A=1, Z=26, Z=26, A=1, H=8, R=18, A=1.
Jumlahnya, 14+1+2+9+12+1+1+26+26+1+8+18+1=120. Angka 120 menduduki profesi ilmuwan.

Mudah, bukan? Supaya lebih seru lagi dalam permainan ramalan ini kita dapat mempraktikkannya dengan mimik muka
yang serius. Perlihatkanlah bahwa kita benar-benar seorang peramal masa depan. Sebagai catatan, jika dalam tabel
tersebut hanya sampai bilangan 208, kita dapat meneruskannya sampai tak terhingga. Ini bergantung pada kita, sampai
angka berapa yang dikehendaki.

Dari uraian di atas semakin jelaslah bahwa dengan memberikan stimulus semacam begitu ternyata mampu memberikan
angin kesegaran, kegembiraan, kenyamanan dan setumpuk motivasi lainnya bagi peserta didik. Tak percaya? Silakan
praktikkan pengalaman penulis tersebut.

Sebagai catatan terakhir, penulis yakin masih banyak cara menuju keberhasilan. Sayang bukan, jika bidang studi yang
terus digembar-gemborkan ini harus dibiarkan begitu saja. Ya, boleh dibilang matematikaku sayang matematikaku
malang. Yang jelas adakah niat baik dari semua pihak untuk kembali bertanggung jawab terhadap anak didik kita? Sekecil
apa pun yang kita berikan adalah mutiara terbaik. Insya-Allah, Tuhan akan mencatatnya sebagai amalan yang tidak ada
bandingnya. Amin.***

Oleh: Drajat, penggagas petualangan matematika, pengarang buku "Matematika yang Menajubkan" dan salah satu
penulis terbaik "Buku Matematika SD" Pusbuk 2003

Sumber: Republika Online